Dec 11, 2010

Al Khanza binti Amru; Ibu Empat Syuhada

Nasihat Al Khanza’ Kepada ke-Empat Putranya

Disebutkan dalam Thabaqat Asy-Syafi’i (1/260), Al-Ishabah (7/6/4), ”Al Khanza’ binti Amru As-Salmiyyah ikut di satu pertempuran Al-Qadisiyyah, bersama empat putranya. Beliau memberi nasihat dan memompakan semangat jihad serta sikap pantang menyerah atau mundur satu langkahpun."

Dia pernah berkata, ”Kalian telah masuk Islam sebagai orang-orang yang taat. Kalian telah hijrah sebagai sebuah pilihan dan kalian adalah putra-putra dari seorang ayah dan seorang ibu. Nenek moyang kalian tidak ada yang tercela, demikian pula paman-paman kalian “.

Kemudian dia berkata lagi, ”Kalian telah mengetahui dan meyakini apa yang dijanjikan Allah kepada kalian berupa pahala yang besar dalam memerangi orang-orang kafir. Dan ketahuilah bahwa negeri yang kekal itu adalah lebih baik daripada negeri yang fana. Apabila kalian bangun esok pagi dalam kondisi selamat, insya Allah, maka berangkatlah untuk memerangi musuh kalian dengan penuh sabar dan mohonlah kepada Allah kemenangan atas musuh-musuh-Nya. Apabila kalian menyaksikan perang sedang berkecamuk dengan sengitnya serta api pertempuran semakin panas, maka kobarkanlah api pertempuran itu. Dan bertarunglah dengan komandan pertempuran pada saat pasukan itu membabi buta. Maka engkau akan meraih kemenangan dengan membawa harta yang melimpah dan kemuliaan dinegeri yang kekal”.

Terjun ke Kancah Pertempuran.

Keempat putra beliau keluar dan memegang teguh amanah sang ibu. Keesokkan harinya, mereka bersegera menuju markaz dan memulai pertempuran. Mereka tampil satu persatu, dengan mengumandangkan takbir dan bait-bait syair penyemangat.

Putra pertama terjun, berjuang-juang habis-habisan hingga terbunuh. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan rahmatNya.

Putra kedua tampil, dan memberikan perlawanan yang tidak kalah sengit dari kakaknya. Akhirnya ia terbunuh. Semoga rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala terlimpah atasnya.

Putra ketiga menyusul. Seolah tak ingin kalah dari kakak-kakaknya. Ia menyerang dan bertempur dengan sungguh-sungguh. Hingga kematian menjemputnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan rahmat atasnya.

Akhirnya, putra ke-empat ikut terjun kekancah perang yang semakin memanas. Subhanallah, ia pun ikut terbunuh. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan rahmat atasnya.

Berita syahidnya ke-empat putra Al Khansa’ pun sampai ke telingan sang ibunda. Bagaimanakah sikapnya?

Beliau berkata, ”Alhamdulillah, Dia telah memuliakanku dengan kematian mereka dan aku berharap kepada Rabbku semoga Dia mengumpulkan diriku bersama mereka di dalam kediaman yang penuh dengan RahmatNya.

Kemudian Umar bin Al Khaththab memberi pesangon kepada Al Khanza ‘ atas kematian putra-putranya, masing-masing 200 dirham.

Ya ummi … berapa putrakah Allah Subhanahu wa Ta'ala titipkan kepada kita ???
Sudahkan kita bersyukur sesuai petunjukNya ???
Mari muhasabah bersama.

Oct 16, 2010

Menjalankan 7 Sunnah Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Sehari-Hari


7 ibadah sunnah Rasulullah SAW diklasifikasikan menjadi 2:
1. zikir ritual (shalat tahajud, membaca al-quran, shalat dhuha, berwudhu dan istiqfar)
2. zikir amaliyah/social (memakmurkan masjid dan bersedekah).

Tujuh sunnah Nabi saw tersebut di uraikan secara rinci dibawah ini:

1. Shalat tahajud
Semua rasul, Nabi, kekasih Allah (auliya”) dan para ulama salaf tidak meninggalkan shalat tahajud. Ini merupakan ciri orang saleh dan ikhlas. Dalam rangkai sahabat Ali Bin Thalib menyatakan bahwa, salah satu dari obatnya hati adalah shalat malam dan tahajud.

2. Membaca Al-Quran dengan Terjemahannya
Membaca (qira-ah) atau tadarus Al-Quran adalah membaca, memahami dan menghayati artinya serta dilanjutkan dengan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Agar kita senantiasa mengkaji dengan serius dan tanpa henti dala hidup. Alasannya adalah karena Al-Quran merupakan petunjuk dan sumber mata kehidupan.

3. Memakmurkan masjid/shalat subuh di mesjid
Masjid adalah sebuah tempat suci bagi orang-orang yang senantiasa mensucikan dirinya secara lahir maupun batin. Masjid merupakan tempat untuk menggembleng pengalaman-pengalaman ruhani/spiritual, mengokokohkan iman dan tauhid. Masjid juga sebagai tempat tinggal landas bagi mi’rajnya orang-orang beriman. Dalam artian ini, masjid sebagai tempat menginternalisasikan nilai-nilai Ilahiyah ke dalam dirinya sebagai modal utama dalam kehidupan, baik secara individu, dalam lingkup rumah tangga, masyarkat dan bangsa  bahkan dalam lingkup dunia global.

4. Shalat dhuha
Shalat dhuha adalah ibadah sunnah yang senantiasa dilakukan Rasullah Saw. Setiap amal ibadah yang diperintahkan ataupun dianjurkan Allah dan Rasul-Nya pasti ada rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Memang kadang kemampuan akal kita tak dapat menjangkau/memahaminya. Tapi yang pasti semuanya itu adalah demi kemasalahatan dan kemanfaatan kita, manusia. Jika kita ingin mengetahui rahasia dan manfaatnya, maka lakukanlah shalat dhuha itu dengan penuh penghayatan dan kekhusu’an. Insya Allah nanti, Allah akan membukakan rahasia itu dan memberikan berlimpa rahmat, berkah dan karunia-Nya dalam kehidupan kita. Orang-orang salafush-shaleh pernah bilang “jika kalian menginginkan kebahagiaan di dunia dan akherat kelak, maka lakukan shalat dhuha”. Kunci rezeki terletak pada solat dhuha.

5. Bersedekah
Seorang sudah bisa disebut mukmin yang sebenarnya, jika sudah bersedekah. Carilah rizki dengan dibarengi sedekah. Demikian juga bertaubatlah dengan bersedekah, jika kita sakit juga hendaknya bersedekah. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang menegaskan dan memerintahkan akan hal ini. bersedekah merupakan tolok ukur dan cirri dari orang-orang yang beriman, shaleh dan bertakwa. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

6. Menjaga wudhu
Nabi saw, senantias dalam keadaan wudhu, baik dalam waktu dan keadaan apapun oleh karena itu, marilah kita teladani sunnah Nabi saw. Ini dalam kehidupan sehari-hari kita. Diusahakan kita agar senantiasa dalam keadaan wudhu. Jangan tinggalkan wudhu. Kalau batal, berwudhulah kembali kalau batal, berwudhulah kembali tanpa putus dan tanpa keluh kesah. Hal itu merupakan kebutuhan kita sendiri dalam rangka untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah swt. Kalau kita selalu berwudhu insya Allah akan selamat dari ikatan dan kegenitan dunia dan terjaga dari hal-hal yang kotor (kotoran yang bersifat maupun ruhani). Selanjutnya kita terjaga dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan dari perbuatan-perbuatan dosa dan tercela. Karena wudhu merupakan proses pembersihan badan kita secara silmutan dilanjutkan dalam rangka untuk pembersihan fitrah dan hati atau ruhani kita. Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu  ia akan sentiasa merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, "ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah".

7. Istigfar
Kita setiap saat dan dalam segala aktivitas apapun diperintahkan beristiqfar. Ketika kita mau tidur, mau makan dalam melakukan suatu pekerjaan, di jalan, di mobil dan di manapun hendaknya selalu dalam keadaan beristiqfar. Orang kalau kuat istiqfarnya, maka insting dan kecenderungan rahmatnya (berguna dan bisa membahagiakan orang lain atau bahkan makhluk lain) sangat kuat sekali. Ia pun juga menjadi penyanyang, penuh dengan keutamaan-utamaan, doanya mustajab dan firasatnya tajam (mampu berpikir positif dan menerawang ke depan/berpikir visioner).
Orang kalau sudah melakukan “tujuh sunnah Rasullullah saw”. Ini, maka akan muncul pada dirinya sifat-sifat terpuji. Bicaranya dakwa, diamnya zikir, nafasnya tasbih, matanya memancar cahaya rahmat.  Kemudian dengan menegakkan Tujuh Sunnah Nabi saw, maka insya Allah kita akan menjadi hamba Allah yang saleh. Yaitu yang memiliki cirri-ciri : pertama, dia cinta pada Allah dan sangat taat pada-Nya. Yang kedua, biasanya sayang kepada sesame manusia. Selalu berbuat baik dan kesenangannya adalah berbuat baik. Yang ketiga dia asyik memperbaiki dirinya secara terus-menerus tanpa hentinya dalam hidupnya.

Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh kerana itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi.